"DIBALIK TABIR"

 
Dimanakah Engkau

Yang datang hanya terdengar

Yang pergi tak berujung

Yang kehadiranMu kurasakan dalam getar

Dimana berkat dan bencana bersatu

aku bertekuk karena takut dan kejut

diam-diam aku menangis terharu.......

Gempa bumi di Aceh, Yogja, dan maupun Pangandaran yang dua diantaranya diikuti dengan gelombang Tsunami adalah jelas-jelas bencana alam. Suatu musibah yang menelan begitu banyak korban Jiwa dan menimbulkan penderitaan dan kerugian yang luar biasa. Bisa kita katakan tidak ada yang mendapat keuntungan secara langsung dari kejadian tersebut. Namun yang jauh lebih penting adalah bahwa bencana alam sulit untuk diprediksi kehadirannya maupun akibat- akibat yang ditimbulkannnya.

Kasus "luapan lumpur" di Porong, Sidoarjo nyata-nyata hal yang berbeda. Tetapi oleh sebagian Orang kejadian ini belakangan ingin dimasukan sebagai bencana alam (nasional) juga. Wacana seperti ini perlu diwaspadai mengingat dengan dinyatakan sebagai bencana alam berarti Pemerintah/Negara berkewajiban untuk mengambil tanggungjawab (sebagian besar) atas pemecahan dan permaslahan serta akibat- akibat lanjutan dari kejadian tersebut baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Jika kita membandingkan dengan kejadian yang sepadan dengan hal tersebut seperti kasus " Chernobil" di negara bekas pecahan Uni Soviet atau kasus "Bhopal" di India maupun "Minimata" di Jepang; seluruh kaus tersebut diklasifikasikan sebagai kasus kelalaian dan Pelanggaran (kriminal) dimana Perusahaan ynag terlibat sepenuhnya membayar ganti rugi yang sangat besar serta Pimpinan dan Petugas yang terkait langsung dengan kasus tersebut diadili dan dihukum (penjara).

Ada beberapa kiat yang mudah untuk menguji apakah suatu kejadian dapat diklasifikasikan sebagai suatu bencana alam atau bukan, yaiu denga memberikan beberapa pertanyaan sebagai berikut (khusunya dalam hal ini adalah "luapan lumpur" di porong, sidoarjo:

1.Apakah potensi'Luapan lumpur" tersebut dapat diperkirakan sebelumnya? 2.Apakah ada turut campur tangan manusia secara langsung atas timbulnya "luapan lumpur" tersebut? 3.Apakah ada pihak yang diuntungkan dan di untungkan secara lansung dari kejadian tersebut. Pertanyaaan- pertanyaan di atas adalah hal-hal mendasar dan paling umum dalam management resiko yang juga merupakan bagian dari prinsip-prinsip asuransi (ganti rugi) karena dalam suatu kasus bencana tidak boleh ada unsur kesengajaan dan "menguntungkan" pihak tertentu (karena itu sifatnya ganti rugi bukan ganti untung). Jika seluruhpertanyaan disatas jawabannya adalah "ya" maka sepenuhnya kasus "luapam lumpor" di Porong, Sidoarjo tersebut tak layak untuk diklasifikasikan sebagai bencana alam (Nasional). Pihak-pihak atau "oknum-oknum" ynag berusaha untuk mengarahkan kejadian ini kesana perlu waspadai mengarah pada suatu tindakan yang "manipulative'.

Pertanyaan=pertanyaan dia tas bisa juga ditambahkan dengan pertanyaan-pertanyaan berikutnya seperti "siapakah ynag mendapt keuntungan dan siapak yang akan dirugikan jika 'luapan lumpur' terbut diklasifikasikan sebagai bencana alam (nasional)? Tentu saja ini adalah tugas "penegak Hukum" untuk menyikap kasus tersebut akan tetapi jiga penegak hukum sudah berpihak pada salah satunya (beart sebalah) sejak awal bagaimana keadilan dapat ditegakkan.

Waktu pada akhirnya akan membuktikan kemana persoalan ini akan dibawa. Tapai yang pasti masyarakat luas telah menjadi korban dan beban mereka akan semakin berat denga berlaluny awaktu tampa penyelesaian yang "pasti" dan "adil".

..........ketika kau berlalu

aku menatap pilu atas luka-lukaku.

Pengujung Agustus, 2006

ttd

HASU